SISTEM
PRACETAK BETON
Pada
pembangunan struktur dengan bahan betyon dikenal 3 (tiga) metode pembangunan
yang umum dilakukan, yaitu system konvensional, system formwork dan system
pracetak.
Sistem konversional adalah metode
yang menggunakan bahan tradisional kayu dan triplek sebagai formwork dan
perancah, serta pengecoran beton di tempat. Sistem formwork asudah melangkah
lebih maju dari system konversional dengan digunakannya system formwork dan
perancah dari bahan metal. Sistem formwork yang telah masuk di Indonesia,
antara lain system Outinord dan Mivan. Sistem Outinord menggunakan bahan baja
sedangkan Sistem Mivan menggunakan bahan alumunium.
Pada system pracetak, seluruh
komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di lapangan. Proses pembuatan
komponen dapat dilakukan dengan kontol kualitas yang baik.
4. SISTEM
KONEKSI
4.1. SAMBUNGAN
Pada
umumnya sambungan – sambungan bias dikelompokkan sebagai berikut :
- Sambungan
yang pada pemasangan harus langsung menerima beban ( biasanya beban
vertical ).
Akibat beban sendiri dari
komponen . lihat ( gambar A ).
- Sambungan
yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-beban yang selama
pemasangan di terima oleh pendukung pembantu. Lihat (gambar B ).
- Sambungan
pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi persyaratan
lainseperti : kekedapan air, kekedapan suara. Lihat (gambar C).
- Sambungan
–sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata menyerdiakan
ruang gerak untuk pemasangan .
lihat ( gambar D ).
IKATAN
Cara meng-ikat-kan /
me-lekat-kan suatu komponen terhadap bagian komponen konstuksi yang lain secara
prinsip dibedakan sebagai berikut :
A. Ikatan
Cor ( In Situ Concrete Joint )
Penyaluran gaya dilakukan
lewat beton yang dicorkan
§ Diperlukan penunjang /
pendukung pembantu selama pemasangan sampai beton cor mengeras
§ Penyetelan berlangsung
dengan bantuan adanya penunjang / pendukung pembantu. Toleransi penyusutan ‘
diserap ‘ oleh Coran Beton.
B. Ikatan
Terapan
Cara menghubungkan
komponen satu dengan yang lain secara “lego” (permainan balok susun anak-anak)
disebut Iaktan Terapan.
Dimulai dengan cara
hubungan “ PELETAKAN “, kemudian berkembang menjadi “ Saling Menggigit “.
§ Proses pemasangan dimungkinkan
tanpa adanya pendukung / penunjang pembantu.
C. Ikatan
Baja
Bahan pengikat yang
dipakai : Plat baja dan Angkur. Sistem
ikatan ini dapat dibedakan sebagai berikut :
§ Menyambung dengan cara di
las ( Welded Steel )
§ Menyambung dengan Baut /
Mur / Ulir ( Corbel Steel )
Catatan :
a.
Harga
dari profil baja sebagai pengikat tinggi
b.
Mungkin
dilaksanakan tanpa pendukung / penunjang
c.
Harus
dilindungi dari : korosi, api dan bahan kimia. Dengan Mortar / In Situ concrete
Joint sebagai pelindung / Finishing ikatan.
D. Ikatan
Tegangan
Merupakan perkembangan
lebih jauh dari ikatan baja dengan memasukan unsure Post Tensioning dalam
system koneksi.
§ Memerlukan penunjang /
pendukung Bantu selama pemasangan
§ Perlu tempat / ruang yang
relatuf besar untuk Post Tensioning
§ Angker cukup mahal
SIMPUL
a.
Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen
pra – cetak dan merupakan tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen
struktur
b.
Secara
garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut
:
I. Simpul Primer
Pertemuan yang
menghubungkan kolom dengan balok dan juga terhadap plat lantai. Disisni beban
dari plat akan diteruskan ke pendukung-pendukung vertical.
II. Simpul Pertemuan Kolom
Pertemuan dimana
beban-beban vertical dan sesewaktu momen-momen juga disalurkan.
III. Simpul Penyalur
Sekunder-Primer ( Pelat Balok )
Untuk menyalurkan beban
vertical
IV. Simpul Pendukung sesama
Plat / dengan Balok dan Kolom
Untuk menyalurkan beban
horizontal dalam bentuk tegangan tekan – tarik dan geser
V. Simpul Yang Mampu Menahan
Momen
Yang secara statis bisa
membentuk komponen pendukung tapi oleh alasan tertentu.
Misal : Transportasi dibuat terdiri dari 2 atau
lebih bagian
Dari semua ini yang terpenting /
utama adalah S I M P U L P R I M E R
|
SIMPUL
PRIMER
- Dari
segi morpologinya simpul primer dibedakan menjadi :
·
Simpul
Primer Berdimensi Satu
·
Simpul
Primer Berdimensi Dua
·
Simpul
Primer Berdimensi Tiga
A. Simpul Primer Dimensi Satu B. Simpul Primer Dimensi
Dua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar