Sabtu, 15 Maret 2014

AGREGAT

AGREGAT

Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atu mortar. Agregat menempati 70-75% dari total volume beton maka kualitas agregat sangat berpengaruh terhadap kualitas beton. Dengan kualitas yang baik, beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durable) dan ekonomis. Mengingat agregat lebih murah daripada semen maka akan ekonomis bila agregat dimasukan sebanyak mungkin selama secara teknis memungkinkan dan kandungan semen nya minimum
Cara membedakan jenis agregat yang paling banyak dilakukan dengan didasarkan pada ukuran butir-butirnya. Agregat yang mempunyai ukuran lebih besar disebuta agregat kasar sedangkan agregat yang lebih kecil disebut agregat halus. Sebagai batas antara ukuran butir yang kasar dan yang halus tampaknya belum ada nilai yang pasti, masih berbeda antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain. Didalam teknologi beton nilai batas tersebut ialah 4,75mm atau 4,8 mm. agregat yang butiranya lebih besar dari 4, 75 disebut agregat kasar, sedangkan yang lebih kecil disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar disebut sebagai kerikil, kericak, batu oecah, atau split adapaun agregat halus disebut pasir, baik berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian atau hasil dari pemecahan batu. Sedangakan buir ya    ng lebih kecil dari 0,075 mm disebut silt dan yang lebih kecil dari 0,002 mm disebut clay.
Dalam praktek agregat digolongkan dalam 3 kelompok;
  1. Batu, ukuran lebih dari 40mm
  2. Kerikil, ukuran antara 5 – 40mm
  3. Pasir, ukuran antara 0,25 – 5 mm
Agregat alami dan Agregat Buatan
Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alami (mis kerikil) atau dapat diperoleh dengan cara memecah batu alam, membakar tanah liat dsb.
Agregat alami dapat diklarifikasikan kedalam sejarah terbentuknya peristiwa geologi yaitu agregat beku, agregat sedimen, dan agregat metamorf.
Pasir alam terbentuk dari pecahan batu karena beberapa sebab. Pasir dapar diperoleh dari dalam tanah, pada dasar sungai atau tepi laut. Oleh karena itu pasir dapat digolongkan dalam;
  1. Pasir galian
  2. Pasir sungai
  3. Pasir pantai
Bila agregat alami jauh dari lokasi pekerjaan, maka dapat dipakai agregat buatan (agregat tiruan). Agregat buatan dapat berupa batu pecah, pecahan genteng/bata, tanah liat bakar, fly ash dsb.
Sebelum barang-barang bekas/buangan tersebut dipakai, maka perlu dipertimbangkan dulu thd hal-hal berikut;
  1. Tinjaun ekonomis,
  2. Tinjaun sifat teknis
Barang buangan/limbah, kadang-kadang memerlukan biaya yang tidak sedikit jika harus dipisahkan/dipilih dari bahan yang lain atau kotoran yang melekat.
Berat Jenis Agregat
Berat jenis ialah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume yang sama (tanpa satuan)
Karena butiran agregat umunya mengandung pori-pori yang ada dalam butiran dan tertutup/ tidak saling berhubungan, maka berat agregat dibedakan menjadi;
  1. Berat jenis mutlak, jika volume benda padatnya tanpa pori
  2. Berat jenis semu, jika benda padatnya termasuk pori tertutupnya
Rumus;
 
Dengan
Wb = berat butir agregat
Wa = berat air dengan volume air sama dengan volume butir agregat.
Berdasarkan berat jenisnya agregat dibedakan;
1.    Agregat normal à bj 2,5 sampai 2,7
2.    Agregat berat à > bj 2,8
3.    Agregat ringan à < bj 2,0
Berat Satuan dan Kepadatan
Berat satuan agregat ialah berat agregat dalam satu satuan volume bejana, dinyatakan dalam kg/ltr atau ton/m3. Jadi berat satuan ialah berat agregat dalam satuan bejana (dalam bejana terdiri atas volume butir (meliputi pori tertutup) dan volume pori terbuka)
Wb = berat butir-butir agregat dalam bejana
Vt = Vb + Vp
Vt =volume total bejana
Vb = volume butir agregat dalam bejana
Vp = volume pori antara butir-butir agregat dalam bejana.

Porositas
Kepampatan (kepadatan)
Dalam rumus-rumus tersebut maka didapat hubungan nilai kepadatan dan prositas; yaitu


Ukuran Maksimum Butir Agregat
Untuk mengurangi jumlah semen (agar biaya pembuatan beton berkurang) dibutuhkan ukuran butir-butir maksimum agregat yang sebesar-besarnya. Walaupun demikian, besar ukuran maksimum agregat kasar tidak dapat terlalu besar, karena ada factor-faktor lain yang membatasi.
Factor lain yang membatasi; jarak bidang samping cetakan, dimensi plat beton yang dibuat, serta jarak bersih anata baja tulangan beton, yaitu;
1.    Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari ¾ kali jarak bersih antar baja tulangan.
2.    Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat
3.    Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/5 jarak terkecil antara bidang samping cetakan.
Dengan pertimbangan diatas, maka ukuran maksimum butir agregat untuk beton bertulang umunya sebesar 10mm, 20mm, atau 40 mm. untuk beton massa biasa dipakai ukuran maksimum sebesar 75 mm atau 150 mm.
Gradasi
Gradasi ialah distribusi ukuran butiran dari agregat. Sebagai pernyataan gradasi dipakai nilai persemtase dari berat butiran yang tertinggal atau lewat didalam suatu susunan ayakan/saringan.
Agregat yang diayak berurutan menurut ayakan standar, yang disusun mulai dari yang ayakan terbesar kebagian paling atas sampai ke ayakan terkecil bagina paling bawah. Agregat diletakan dibagian ayakan paling atas, setekah digetarkan cukup lama, berat agregat yang tertahan pada setiap ayakan dicatat, dihitung presentasenya.
Pada Perencanaan Campuaran dan Pengendalian Mutu Beton (1994) agregat halus dapat dibagi menjadi empat jenis  menurut gradasinya yaitu pasir halus, agak halus, agak kasar dan kasar. (hal III-10). Adapun untuk gradasi kasar (kerikil atau batu pecah atau split) yang baik masuk didalam batas-batas yang tercantum pada (hal III-12).
Gradasi Agregat Campuran
Gradasi campuran distribusi ukuran butiran agregat yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar. Gradasi campuran beton normal dapat dilihat (hal III-13 sampai hal III-16)
Gradasi Agregat khusus
a.    Gradasi sela àgradasi dengan salah satu fraksi atau lebih yang berukuran tertentu tidak ada.
b.    Gradasi seragam àagregat yang terdiri dari butiran-butiran yang sama besar (fraksi tunggal).
Modulus Halus Butir
Modulus halus butir (Finensess Modulus) ialah suatu indek yang dipakai untuk ukuran kehalusan atau kekerasan butir-butir agregat. Makin besar nilai modulus halus menunjukan bahwa makin besar ukurn butir-butir agregatnya.
Pada umunya modulus halus untuk agregat halus = 1,5 – 3,8, modulus halus untuk agregat kasar = 6 - 8.
Contoh ; lihat hal III-18 sampai III-19.
Agregat Campuran
Agregat campuran ialah hasil pencampuran agregat halus dan agregat kasar. Pencampuran agreagat halus dan kasar untuk memperoleh agregat yang memenuhi persyaratan adukan beton.
Untuk mendapatkan gradasi agregat campuran yang memenuhi syarat untuk adukan beton, maka perbandingan berat antara agregat halus dan agregat kasar harus dihitung, cara  menghitung perbandingan berat dapat dilakukan dengan cara;
  1. Rumus mhb;
Wh:Wk=(mk-mc):(mc-mh)
Dengan
Wh=berat agregat halus
Wk=berat agregat kasar
mk=modulus halus butir agregat kasar
mc=modulus halus butir agregat campuran
mh= modulus halus butir agregat halus

  1. Coba-coba, dengan berdasarkan hasil hitungan rumus mhb kemudian dengan table (lihat Tabel 3.11). hasil hitungan hitungan dengan table kemudian dibandingkan dengan Tabel 3.4 sampai 3.7 atau gambar grdasi campuran Gb 3.3. apabila hitungan kurang memuaskan, maka hitungan diulang dengan sedikit perubahan perbandingan sebelunya. Demikian seterusnya berulang-ulang sampai diperoleh hasil campuran yang baik (ditengah-tengah kurva gregat campuran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar